Mengenal Al Imam Al Barbahari -Penulis Kitab Syarhus Sunnah-
Berdasarkan permintaan syaikhuna Ahmad bin Yahya An Najmi agar aku menulis biografi penulis matan -Syarhus Sunnah- yakni Al Imam Al Barbahari, maka kami sambut dan kami laksanakan permintaan beliau. Kemudian kami pun minta pertolongan kepada Allah Azza wajalla dalam menjalankannya. Dalam hal ini kami bersandar kepada biografi yang telah ditulis oleh kedua muhaqqiq kitab ini -Irsyaadus Saari-, yakni Syaikh Muhammad bin Sa’id Al Qahthani dan Syaikh Khalid bin Qasim Ar Radadi. Apa yang telah dipaparkan oleh beliau berdua sudah lebih dari cukup, insya Allah. Dalam kebaikan terdapat barakah dan hanya kepada Allah Ta’ala satu-satunya tempat kita minta pertolongan.
Nama, kun yah, dan nasab Imam Al Barbahari Rahimahullah
Beliau adalah Al Imam Al Hafidz Al Mutqin Ats Tsiqah Al Faqih Al Mujahid Syaikh Hanabilah sekaligus pemuka mereka pada masanya, Abu Muhammad Al Hasan bin Ali bin Khalaf Al Barbahari, sebuah nama yang dinisbatkan kepada Barbahar yaitu obat-obatan yang didatangkan dari India. [Berkata Syaikh ar Radadi, “Lihat penisbahannya dalam kitab Al Ansab karya As Sam’ani (1/307) dan Al Lubab karya Ibnu Atsir (1/133).”]
Tempat Kelahiran dan Tanah Air beliau Rahimahullah
Berkata Syaikh Ar Radadi, ”Tidak ada satu pun sumber (rujukan) yang berada di tangan kami yang menyebutkan tentang kelahiran dan pertumbuhan beliau Rahimahullah. Hanya saja yang nampak bagi itulah tersiar reputasi dan kemasyhuran beliau Rahimahullah di kalangan masyarakat umum terlebih lagi orang-orang yang khusus di antara mereka. Selain itu Al Imam Al Barbahari Rahimahullah juga bersahabat erat dengan beberapa sahabat Imam Ahlus Sunnah wal Jama’ah yakni Ahmad bin Hanbal Rahimahullah serta menimba ilmu dari mereka, sedangkan mayoritas mereka berasal dari Baghdad. Inilah di antara hal-hal yang menunjukkan bahwa beliau Rahimahullah tumbuh di tengah-tengah alam yang penuh dengan ilmu Sunnah yang sangat berpengaruh terhadap karakteristik kepribadiannya.”
Berkata Syaikh Al Qahthani, “Imam Al Barbahari Rahimahullah bersahabat erat dengan beberapa sahabat Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah di antaranya Imam Ahmad bin Muhammad Abu Bakar Al Marwazi Rahimahullah salah seorang murid utama Imam Ahmad Rahimahullah.
Selain itu beliau juga bersahabat dengan Sahl bin Abdillah At Tustari Rahimahullah, yang mana beliau meriwayatkan perkataan darinya, “Sesungguhnya Allah Ta’ala telah menciptakan dunia dan menjadikan di dalamnya orang-orang bodoh dan ulama, seutama-utama ilmu adalah yang diamalkan, semua ilmu akan menjadi hujjah kecuali yang diamalkan dan beramal dengannya adalah keindahan semata kecuali yang benar, dan amalan yang benar aku tidak bisa memastikannya kecuali dengan istisna’ (pengecualian)… Masya Allah.”
Kemuliaan, Keilmuan, dan Pujian Ulama terhadap beliau Rahimahullah
Berkata Syaikh Ar Radadi, “Imam Al-Barbahari Rahimahullah adalah seorang Imam yang disegani, senantiasa berbicara dan mengajak kepada kebenaran serta seorang da’i yang senantiasa menyeru kepada Sunnah dan mengikuti atsar. Beliau Rahimahullah memiliki kewibawaan dan kemuliaan di sisi para penguasa. Majelis beliau makmur dengan halaqah hadits, atsar, dan fiqih serta dihadiri sebagian besar para Imam Ahlul Hadits dan fiqih.”
Berkata Abu Abdillah Al Faqih, “Apabila kamu melihat seorang penduduk Baghdad mencintai Abul Hasan bin Basyar dan Abu Muhammad Al Barbahari maka ketahuilah bahwa ia shahibu Sunnah (orang yang mengikuti Sunnah)!”.
Berkata Syaikh Al Qahthani, “Para ulama Ahli Sejarah menyebutkan sebuah kisah yang menerangkan akan agungnya kemuliaan Imam Al Barbahari Rahimahullah. Pada suatu hari Qaramithah (yakni salah satu sekte aliran Syi’ah) merampok jama’ah haji, maka bangkitlah Imam Al Barbahari Rahimahullah seraya mengatakan: “Wahai saudara sekalian! Bagi siapa saja yang membutuhkan bantuan sebesar seratus ribu dinar, ditambah seratus ribu dinar, tambah lagi seratus ribu dinar……(beliau ulangi lima kali) datanglah kepadaku niscaya aku akan membantunya!”
Berkata Ibnu Bathah, “Andai kata ada yang membutuhkan bantuan tersebut niscaya akan beliau bantu.”
Berkata Syaikh Ar Radadi, “Adapun pujian ulama terhadap beliau sangat banyak sekali, berkata Ibnu Abi Ya’la, ” ….Ia seorang syaikh, pemuka kaum pada masanya dan orang yang paling depan dalam mengingkari ahlul bid’ah serta menghadapi mereka dengan tangan dan lisan. Beliau memiliki kedudukan terhormat (kewibawaan) di sisi penguasa, terdepan di kalangan sahabat-sahabatnya, salah satu imam yang bijaksana dan penuh hikmah, salah satu hufadz ilmu ushul yang mutqin serta salah satu orang yang tsiqah di kalangan kaum muslimin.”
Berkata Imam Adz Dzahabi Rahimahullah dalam kitab Al Ibar, “…Al Faqih Al Qudwah Syaikh Hanabilah di Irak baik ucapan, keadaan, maupun hafalan. Beliau Rahimahullah memilki kedudukan terhormat dan kemuliaan yang sempurna.”
Berkata Ibnul Jauzi Rahimahullah, ”…..pengumpul ilmu, zuhud, dan sangat keras terhadap ahlul bid’ah.”
Berkata Ibnu Katsir Rahimahullah, “Al Alim, Az Zahid, Al Faqih, Al Hanbali, Al Wa’idh…., sangat keras terhadap ahlul bid’ah dan maksiat. Beliau Rahimahullah memilki kedudukan tinggi yang sangat disegani oleh orang-orang khusus dan masyarakat umum.”
Berkata Syaikh Al Qahthani, “Di antara hal yang menunjukkan ketinggian kedudukan beliau adalah tatkala Abu Abdillah bin Arafah yang terkenal dengan sebutan Nafthawaih meninggal pada bulan Shafar 313 H, yang mana jenazahnya dihadiri oleh segenap anak-anak dunia dan Dien, majulah Imam Al Barbahari mengimami manusia. Pada tahun itulah bertambah harum nama dan kewibawaaan Al Imam Al Barbahari, menjadi tinggi kalimatnya dan mulailah muncul sahabat-sahabat beliau Rahimahullah sehingga mereka tersebar merata dalam mengingkari ahlul bid’ah. Telah sampai berita kepada kami bahwa Imam Al Barbahari pernah melewati sisi barat kota, tiba-tiba saja beliau bersin. Maka dengan serempak para sahabat beliau Rahimahullah mengucapkan:
ÙŠَرْØَÙ…ُÙƒَ اللهُ
“Semoga Allah merahmatimu” sehingga suara gemuruh mereka terdengar oleh khalifah yang pada waktu itu sedang berada di rumah atau istananya, khalifah pun bertanya tentang apa yang terjadi? Setelah diberitahukan khalifah memaklumi hal itu.” [Lihat Thabaqat Hanabilah (2/44)]
Sifat Zuhud dan Wara’ Beliau Rahimahullah
Berkata Syaikh Al Qahthani, “Imam Al Barbahari sangat terkenal dengan sifat zuhudnya terhadap harta benda dan perhiasan dunia, zuhud orang yang menguasai dunia, akan tetapi dunia tersebut beliau letakkan di telapak tangan beliau. Adapun kecintaannya terhadap Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya shalallahu’alaihi wassalam serta meninggikan al haq berada di dalam lubuk hatinya. Oleh karena itu ulama yang menulis biografi beliau Rahimahullah menyebutkan bahwa beliau Rahimahullah melepaskan warisan ayahnya sebesar 70 ribu dirham.” (lihat Thabaqat Hanabilah [2/43])
Murid-murid Beliau Rahimahullah
Berkata Syaikh Ar Radadi: “Banyak sekali penuntut ilmu yang menimba ilmu dan mengambil faedah dari Imam Al Barbahari. Beliau Rahimahullah adalah seorang panutan baik dalam tingkah laku maupun perkataannya. Di antara murid-murid beliau Rahimahullah adalah:
1. Al Imam Al Qudwah Al Faqih Abu Abdillah bin Ubaidillah bin Muhammad Al Ukbari yang terkenal dengan Ibnu Baththah, meninggal 387 H. [lihat dalam Al-‘Ibar 92/171 dan As-Siyar (16/529)]
2. Al Imam Al Qudwah yang berbicara dengan penuh hikmah, Muhammad bin Ahmad bin Ismail Al Baghdadi Abul Husam bin Sam’un, pemberi nasehat, pemilik berbagai ahwal dan maqam, meninggal pada 387 H. [lihat dalam Al-‘Ibar 92/172 dan As-Siyar (16/505)]
3. Ahmad bin Kamil bin Khalaf bin Syajarah Abu Bakar Muhammad bin Khalaf bin Utsman Abu Bakar perawi kitab ini dari penulis.
4. Muhammad bin Khalaf bin Utsman Abu Bakar, berkata Al Khatib AlBaghdadi, “Berita yang sampai kepadaku dia adalah orang yang menampakkan kezuhudannya dan kebagusan madzhabnya, hanya saja dia banyak meriwayatkan hadits-hadits munkar dan bathil.” [lihat biografinya dalam tarikh Al-Baghdad (3/225) dan Mizan (4/2)]
Beberapa Kutipan Ucapan Beliau Rahimahullah
Berkata Syaikh Al Qahthani, “berkata Imam Al Barbahari: “perumpamaan ahli bid’ah itu seperti kalajengking, mereka menyembunyikan kepala dan badan mereka di dalam tanah dan mengeluarkan ekornya maka jika mereka telah mantap dengan posisinya maka mereka menyengat mangsanya. Demikian pula ahli bid’ah, mereka menyembunyikan bid’ah di tengah-tengah manusia lalu apabila mereka telah mantap dengan kedudukannya mereka sampaikan apa yang mereka inginkan.” [Lihat Al Minhaj Al Ahmad (3/37)]
Dan di antara ucapan beliau Rahimahullah yang sangat bermanfaat adalah, “bermajelis untuk saling nasihat menasihati membawa pintu-pintu faidah sedangkan bermajelis untuk berdebat menutup pintu-pintu faidah.”
Dan di antara syair yang beliau Rahimahullah ucapkan:
Barang siapa yang qanaah (merasa cukup) dengan bekalnya
Niscaya dia akan menjadi kaya dan hidup dengan penuh ketentraman
Aduhai, betapa indahnya sikap qanaah. Betapa banyak orang yang rendah terangkat karenanya
Jiwa seorang pemuda akan menjadi sempit apabila merasa butuh
Andai saja ia mau mencari kemuliaan dengan Rabb-nya niscaya akan menjadi lapang.
Tulisan-Tulisan Beliau Rahimahullah
Berkata Syaikh Ar Radadi, “Para ulama yang menulis biografi beliau menyebutkan bahwa beliau memiliki karya tulis yang sangat banyak hanya saja tidak nampak bagi kami karya-karya beliau selain kitab ini -Syarhus Sunnah-.
Ujian yang Beliau Rahimahullah Alami dan Kisah Wafat Beliau Rahimahullah
Berkata Syaikh Al Qahthani, “Imam Al Barbahari Rahimahullah mendapatkan ujian sebagaimana orang-orang shalih sebelumnya mendapat ujian. Ahlul bid’ah menghembuskan kebencian terhadap beliau Rahimahullah ke dalam hati penguasa. Pada tahun 321 H, masa khalifah Al Qahir dan menterinya Ibnu Muqilah berusaha menangkap beliau Rahimahullah sehingga beliau Rahimahullah bersembunyi. Namun dia berhasil menangkap beberapa sahabat dekatnya dan membuangnya ke Bashrah. Namun kemudian Allah Ta’ala menghukum Ibnu Muqilah atas perbuatan yang telah ia lakukan, yaitu Allah membuat khalifah Al-Qahir Billah menjadi marah kepada Ibnu Muqilah, sehingga Ibnu Muqilah melarikan diri dan Al Qahir memecat dia dari jabatan kementeriannya serta membakar habis rumahnya. Hingga akhirnya ia tertangkap oleh Al Qahir pada tahun 322 H, kemudian dicukil kedua matanya hingga mengucur darah dari kedua matanya yang akhirnya ia buta.
Kemudian datanglah kekhalifahan Ar Radhi. Ahlul bid’ah senantiasa menyusupkan kebencian ke dalam hati khalifah sehingga diserukan di Baghdad, “Jangan sampai ada dua sahabat Al Barbahari yang berkumpul….!” sehingga Imam Al Barbahari dan sahabatnya kembali bersembunyi. Ketika itu Imam Al Barbahari singgah di arah barat kota di suatu tempat bernama Babul Muhawwil. Kemudian beliau Rahimahullah pindah ke arah timur kota untuk bersembunyi hingga akhirnya beliau meninggal dunia dalam persembunyiannya tersebut pada bulan Rajab 329 H dan saat itu beliau Rahimahullah berumur sembilan puluh tujuh tahun. Ada yang mengatakan juga bahwa beliau hidup selama tujuh puluh tujuh tahun dan pada akhir hayatnya beliau sempat menikahi seorang budak wanita. [lihat Thabaqat Hanabilah 2/44, Siyar ‘Alamin Nubala 15/93 dan Minhajul Ahmad 2/38]
Berkata Syaikh Ar Radadi hafidzahullah ta’ala menukil perkataan Ibnu Abi Ya’la dalam Thabaqat Al Hanabilah, ia berkata: “Telah menghikayatkan kepadaku kakekku dan nenekku, keduanya berkata, “Dahulu Abu Muhammad Al Barbahari Rahimahullah bersembunyi di tempat saudara wanita Tazun yang berada di arah timur kota di suatu tempat yang bernama Darbul Hammam jalan Darbus Silsilah. Beliau Rahimahullah tinggal disana sekitar 1 bulan hingga beliau dijemput oleh ajal di tempat tersebut. Maka berkatalah saudara wanita Tuzun tersebut kepada pembantunya, “Al Barbahari telah meninggal, carilah siapa kira-kira orang yang bisa memandikannya?!” Tak lama kemudian pembantu tadi datang dengan orang yang akan memandikannya. Kemudian beliau Rahimahullah pun dimandikan. Setelah itu pembantu tersebut mengunci seluruh pintu hingga tidak ada seorang pun yang mengetahuinya lantas ia berdiri menshalatkan jenazah Al Imam Al Barbahari Rahimahullah sendirian. Ketika pemilik rumah tersebut mengintip, dia melihat ruangan tersebut telah dipenuhi oleh laki-laki yang mengenakkan pakaian bewarna putih dan hijau. Tatkala telah salam pembantu tadi tidak melihat seorangpun. Wanita pemilik rumah tersebut lantas memanggilnya seraya mengatakan: “Ya Hijam, kamu telah membinasakanku dan saudaraku!” Maka pembantu tadi menjawab: “Wahai nyonya bukankah nyonya melihat sendiri (apa yang telah aku lakukan)?” “Ya!” jawab si pemilik rumah. Lalu pembantu tadi berkata: “Ini semua kunci-kunci pintunya, semua tertutup.” Maka tuan wanita berkata: “Kuburkan dia di rumahku, apabila aku mati kuburkanlah aku disisinya…!”
Dengan demikian wahai saudara pembaca sekalian usai sudah biografi Imam Al Barbahari Rahimahullah yang tidak lain semua itu menunjukkan tingginya kemuliaan dan kedudukan beliau Rahimahullah di antara ahlul ilmi. Untuk menambah wawasan tentang kisah perjalanan beliau rahimahullah silahkan merujuk sumber-sumber yang telah disebutkan oleh Syaikh Ar Radadi hafidzahullah ta’ala berikut ini yang semoga bisa membangkitkan semangat untuk meneladani tingkah dan perilaku beliau Rahimahullah baik yang berupa ilmu dan amal shalih maupun sikap zuhud terhadap dunia yang diberikan oleh Allah Tabaroka wata’ala kepadanya serta sikap beliau Rahimahullah yang mengedepankan sesuatu yang kekal daripada yang akan lenyap.
Akhirnya kita memohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala semoga melimpahkan keluasan karunia dan rahmat-Nya kepada beliau Rahimahullah dan seluruh ulama Muslimin yang masih hidup maupun yang sudah tiada serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan ihsan hingga tegaknya Hari Pembalasan.
_____
1.Thabaqat Al Hanabilah, Ibnu Abi Ya’la (2/18-45)
2. Al Muntadham, Ibnul Jauzi (14/14-15)
3. Al Kamil fit Tarikh, Ibnul Atsir (8/378)
4. Al `Ibar fi Khabari man Ghabar, Adz Dzahabi (2/33)
5. Siyar A’lamin Nubala`, Adz Dzahabi (15/90-93)
6. Tarikhul Islam, Adz Dzahabi (Hawadits wa wafyiat 321-330 H, hal 258-260)
7. Al Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir (11/213-214)
8. Al Wafiy bil Wafiyat, Ash Shafadi (12/146-147)
9. Mir’atul Janan, Al Yafi’i (2/286-287)
10. Syidzaratu Adz Dzahab, Ibnul ‘Imad (2/319-323)
11. Al Minhajul Ahmad, Al-‘Alimi (2/26-39)
12. Al Maqashidul Arsyad, Ibnu Muflih (1/228-230)
13. Al Manaqib Al Imam Ahmad, Ibnul Jauzi (hal 512-513)
14. Jam’ul Juyusy wad Dasakir ‘ala Ibni ‘Asakir, Yusuf Ibnu ‘Abdil Hadi (Lam/81 Ba’)
15. Al A’lam, Az Zarkali (2/201)
16. Mu’jamul Mu’allifiin, Ridha Kahalah (3/253)
17. Tarikh At Turats Al ‘Arabi, Sazkin (1/234-235)
[Dari Kitab Irsyaadus Saari ila Taudhihi Syarhis Sunnah lil Imam Al Barbahari, Edisi Indonesia Penjelasan Syarhus Sunnah Imam Al Barbahari Meniti Sunnah di Tengah Badai Fitnah oleh Syaikh Ahmad bin Yahya An Najmi, Penerbit Maktabah Al Ghuroba, hal 25-33]
Sumber: https://sunniy.wordpress.com/